Menuju Pilkada 2024, Wakil Ketua DPRD Sulbar : Jangan Menuntut Jika Sudah Jual Suara Saat Pilkada

218
WAKIL Ketua DPRD Sulbar Abdul Rahim saat disambut warga Dusun Toledang, Desa Paopao, Kecamatan Alu, Polewali Mandar.

WAKIL Ketua DPRD Sulbar Abdul Rahim saat disambut warga Dusun Toledang, Desa Paopao, Kecamatan Alu, Polewali Mandar, Jumat 28 Januari 2022. –

Polman, MandarPos.com –Wakil Ketua DPRD Sulbar Abdul Rahim tak sekadar menyerap aspirasi pada saat melakukan reses di sejumlah titik. Tetapi juga melakukan edukasi bagaimana semestinya membawa masyarakat berpolitik.

Kemarin, tiga titik menjadi fokus pelaksanaan reses, yakni Desa Kenje Kecamatan Campalagian, Desa Pumbejagi Kecamatan Tutar, dan Desa Pao-Pao Kecamatan Alu.


Di tiga kecamatan itu, Abdul Rahim mendapat sambutan dari masyarakat, apalagi berdasarkan keterangan dari sejumlah peserta reses di tiga titik itu, jarang seorang anggota dewan berkunjung ke desa mereka.

Bahkan, menjadi keluhan sebab sejumlah caleg berdatangan di desa mereka sebelum pilkada, namun setelah duduk tak lagi berkunjung ke desa itu.

Legislator Partai Nasdem itu pun menjelaskan, ketidakhadiran anggota DPRD tentu punya alasan, salah satunya adalah alasan perjuangan, bertarung dengan sejumlah dewan dari enam kabupaten untuk memperjuangkan program demi konstituen mereka.


Namun, bukan berarti abai terhadap reses, mengingat reses yang dilaksanakan tiga kali setahun itu merupakan kewajiban bagi setiap dewan. Tujuannya menyerap aspirasi, serta bagian dari evaluasi guna memastikan aspirasi mereka tak sekedar menjadi catatan saat musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).

Persoalan kemudian, jika anggota Dewan terpilih lantas tak pernah muncul, barangkali akarnya dari money politik. Menurutnya itu sebuah kekeliruan sehingga penting agar masyarakat tak menjual suara saat pilkada. “Kalau sudah terima duitnya jangan lagi tanyakan dimana setelah pencoblosan,” ujar Rahim.


Atas dasar itu, Rahim menegaskan, masyarakat harus cerdas dalam melibatkan diri dalam pemilu. Jika terus berpikir karena rupiah, maka dampaknya pada generasi mendatang, mereka generasi yang berpotensi kehilangan peluang karena budaya money politik yang membendung langkahnya menjadi pejabat.

“Pikirkan anak cucumu nanti. Ketika anakmu berpotensi namun tidak ada uang, tidak bisa dipilih,” tegas Rahim

Berbeda halnya, ketika masyarakat sudah berkomitmen kepada dewan tertentu, lalu dewan tersebut tak pernah muncul, juga tak memperjuangkan aspirasi, maka itu layak dituntut. Dia pun berharap masyarakat tak segan angkat bicara dan melaporkan kepada fraksi bagi dewan yang tidak menemui konstituennya.

Sekretaris Nasdem Sulbar ini pun menegaskan tak segan menegur Dewan dari kader Nasdem yang berada di daerah pemilihan Sulbar, baik kabupaten, provinsi, maupun Pusat, jika tak memperhatikan konstituennya. “Lebih baik berhentikan satu orang dari pada menghancurkan banyak rakyat,” tegas Rahim. (***)

TINGGALKAN BALASAN

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini