Abdul Rahim Melakukan Reses dan Bahas Pengembangan Tanaman Porang di Tiga Kecamatan Kab. Polman

304

Polman, Mandarpos.com — Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulbar Abdul Rahim melakukan reses untuk menyerap aspirasi masyarakat (Asmara) di tiga kecamatan di Polman yaitu: Tutar, Luyo dan Alu untuk APBD Provinsi Sulbar tahun 2021/2022, Jumat (12/2/2022).

Abdul Rahim merupakan Politisi Partai Nasdem mengelilingi daerah pemilihannya bertemu ratusan masyarakat untuk menyerap dan menampung aspirasi masyarakat yang diwakilinya. Selain menyerap dan menampung aspirasi mereka, beliau juga memaparkan potensi pertanian yang menjanjikan untuk dikembangkan di Polman seperti budidaya tanaman Porang.

“Meskipun tanaman itu terbilang baru untuk dikembangka di Polman, saya sebagai keluarga petani yang terlahir dari anak seorang petani, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyampaikan dan memperjuangkan pontensi-potensi pertanian yang bagus untuk di kembangkan masyarakat Polman,” ungkap Abdul Rahim anggota DPRD empat periode itu.
Dengan adanya potensi pertanian yang menjanjikan seperti tanaman Porang, kita berharap masyarakat petani kita kedepan, hidupnya lebih sejahtera agar mereka mampu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan menyekolahkan anak mereka kejenjang yang lebih tinggi. Sehingga generasi kita menjadi cerdas dab tidak ada lagi masyarakat yang putus sekolah karena kekurangan biaya.

“Saya termotivasi dari sahabat saya yang dijuluki bapak Porang Indonesia yang juga Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif dari fraksi Nasdem. Setahun yang lalu, saya sama-sama di Lampung membahas pengembangan tanaman Porang dan sekarang beliau sukses dan sudah membuka lahan Porang sekitar 70 Ha di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulsel. Beliau juga sukses menghadirkan menteri pertanian bapak Syahrul Yasin Limpo di lokasi Porang yang saat ini dikembangkan,” ungkapnya.

Lebih lanjutnya putra kelahiran Tutar itu menyampaikan, selama ini masyarakat petani kita di Polman lebih fokus pada sektor pertanian kakao. Tapi seiring berjalannya waktu, produksi kakao di Indonesia mengalami penurunan akibat rendahnya produktivitas tanaman. Pada tahun 2018 Indonesia tidak lagi menjadi negara produsen kakao nomor tiga di dunia tapi sekarang berada pada posisi enam produsen terbesar dunia.
Tanaman Porang saat ini mulai dikembangkan oleh masyarakat Sulawesi karena merupakan tanaman ekspor yang menjanjikan. Dan saya tidak pernah memaksa masyarakat untuk membudidaya tanaman Porang karena jangan sampai masih ada keraguan, sekarang mari kita manfaatkan lahan kosong kita untuk tanaman yang produktif.

“Jangan pernah takut untuk mencoba, karena kesuksesan seseorang bukan karena coba-coba melainkan keberanian dalam mengambil tindakan, sebagaimana kisah sukses seorang pemulung yang saat ini sukses menjadi petani Porang,” tukasnya.

Pak Paidi dari Madiun seorang pemulung yang sukses dan menjadi miliader karena menjadi petani Porang. itu merupakan bukti bahwa usaha budidaya porang bisa mengubah hidup seorang. Meskipun dulunya dia lebih fokus mengumpulkan barang bekas, sekarang beliau sudah sukses dan menginspirasi banyak orang karena hidupnya berubah saat menjadi petani Porang. | **/ADV.

TINGGALKAN BALASAN

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini